Jumat, 13 April 2012

CANGKIR YANG CANTIK 

Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko kerajinan untuk mencari hadiah untuk cucu mereka, kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir cantik. 
“ Lihat cangkir itu,” kata si oma kepada opa… “ kau benar, inilah cangkir yang tercantik yang pernah aku lihat,” kata si opa. 

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir itu berbicara,”Terimakasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku kesebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak namun orang itu berkata “belum” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi, tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku kedalam perapian. Panas!panas! teriaku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum” akhirnya mengangkat aku dari perpian dan membiarkan aku sampai dingin. 

Aku pikir selesailah penderitaanku, oh ternyata belum.. setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan, stop! Stop! Aku berteriak, wanita itu berkata, “belum” lalu ia memberikanku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke dalam perapian yang lebih panas daripada yang sebelumnya. Tolong!! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak perduli dengan teriakanku, ia terus membakarku.. setelah puas menyiksaku kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca, aku melihat diriku.. aku terkejut sekali , aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna takala kulihat diriku.” 

Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita, pada saat ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak airmata. Tetapi inilah satu-satunya cara Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah. Yakobus 1:2-4 : “Saudara-saudara-Ku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam pelbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. 

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan-bentuk ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda..
Kebahagiaan yang seperti Kupu-kupu

Pernahkah kita merenungkan hal ini...? 
Untuk apa orang menikah, atau mempunyai anak, atau membeli rumah? Banyak orang akan menjawab; supaya berbahagia. 
Apa sebenarnya ukuran kebahagiaan? 
Siapa yang dianggap berbahagia? 
Untuk banyak orang, ukuran berbahagia adalah mempunyai. Yang dianggap bahagia adalah orang yang mempunyai pacar, mempunyai uang, 
mempunyai suami/istri, mempunyai anak, mempunyai mobil, mempunyai cucu dan sabagainya.

Anggapan itu tentu saja perlu dipertanyakan kebenarannya. Apa setelah mempunyai suami, orang otomatis menjadi lebih bahagia ketimbang sebelum bersuami? Atau, apa setelah mempunyai anak, orang pasti lebih berbahagia ketimbang sebelum mempunyai anak?

Aristoteles, filsuf pendidikan Yunani yang hidup 300 tahun sebelum Masehi, mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencapai kebahagiaan (eudaimonia) .Tetapi menurut Aristoteles, kebahagiaan bukan sikap yang berporos pada diri sendiri dalam arti mendapatkan kebutuhan dan keinginan sendiri.
Menurut Aristoteles, kebahagiaan adalah penggunaan semua kemungkinan dalam diri seorang untuk dijadikan kebahagiaan orang lain.

Selama ini rupanya konsep kita tentang kebahagiaan adalah terlalu sempit. Kita mengira bahwa kita menjadi bahagia bila kita memiliki ini atau itu. 
Padahal sebenarnya kita menjadi bahagia bila kita berbuat sesuatu untuk orang lain. Kalau kita menolong seseorang dan orang itu merasa sangat tertolong
dan begitu senang, bukankah yang menjadi lebih senang adalah kita sebagai penolong dan pemberi?

Kebahagiaan adalah ibarat kupu-kupu. Kalau kita mengejarnya, kupu-kupu itu pasti terbang dan cepat-cepat pergi. 
Tetapi bila kita tenang dan berdiam diri, kupu-kupu itu malah akan hinggap. Demikian pula dengan kebahagiaan. Kalau kita mengejar kebahagiaan mungkin kebahagiaan itu akan lari. Tetapi kalau kita tenang dan membuka diri terhadap kebutuhan dan persoalan orang lain, kita akan merasa bahagia bahwa 
kita telah dapat menolong orang lain.

Sebenarnya "mencari kebahagiaan" atau "mendapatkan kebahagiaan" adalah contradictio in terminis yaitu kata-kata yang saling bertentangan, 
seperti es panas atau air kering. Sebab kebahagiaan tidak bisa kita cari dan tidak bisa kita dapatkan atau miliki. 
Kebahagiaan dengan sendirinya akan datang pada waktu kita membuka diri terhadap orang lain. 
Pada waktu kita teresnyum, menyapa dan mengulurkan tangan kepada orang yang membutuhkan senyum, sapaan dan uluran tangan kita pada saat itu kebahagiaan akan memancar dari wajah kita.
Karena ..... ternyata,

Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang bisa kita kejar atau miliki, 
kebahagiaan adalah sesuatu yang kita pancarkan.

Makna Kehidupan

"LICE...LICE..."

Ada cerita menarik mengenai 2 pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung mengumam,"Lice...Lice.."

Seorang pengunjung yg keheranan menanyakan masalah yg dihadapi orang ini. Si dokter menjawab,"Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lice." Si pengunjung mantuk-mantuk ,tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus-menerus memukulkan kepalanya ditembok dan berteriak ,"Lice...Lice..." "orang ini juga punya masalah dengan Lice?" tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab."Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lice." :stun: 

Pesan:
"Hidup akan lebih bahagia kalo kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu,bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi"